MATERI PAI UNTUK SMP KELAS 7A
oleh : Bambang Prayogo, S. Pd. I
1. HUKUM MEMBACA LAM TA’RIF.
Menerapkan huruf lam ta’rif (al syamsiyah dan al qomariyah ).
a.
al-syamsiyah.
[ال]bila bertemu huruf al-syamsiyah yang terdiri dari 14 huruf maka [ال] tersebut tidak dibaca atau lebur.
Huruf
al-syamsiyah.
|
Contoh
kalimat
|
ت
|
التوبة
|
ث
|
الثلاث
|
د
|
الدين
|
ذ
|
الذكر
|
ر
|
الرحمن
|
ز
|
الزكريا
|
س
|
السّلام
|
ش
|
الشكر
|
ص
|
الصلاة
|
ض
|
الضحها
|
ط
|
الطيّب
|
ظ
|
الظهره
|
ل
|
اللّذين
|
ن
|
النّاس
|
b.
al-qomariyah.
[ال] bila
bertemu dengan 14 huruf al-qomariyah, maka [ال]tersebut dibaca jelas atau idhar.
Huruf
al-qomariyah
|
Contoh
kalimat
|
ء
|
الاَوالو
|
ب
|
الباب
|
ج
|
الجنّة
|
ح
|
الحسنا
|
خ
|
الخيرا
|
ع
|
العدل
|
غ
|
الغارمين
|
ف
|
الفتّاه
|
ق
|
القمر
|
م
|
الوءْمنوْن
|
و
|
الولدان
|
ي
|
اليوم
|
ها
|
ãNä39ygø9r& ãèO%s3G9$#
|
ك
|
الكبير
|
1. IMAN KEPADA ALLOH.
Sebagai insane
beriman wajib mengakui dan mempercayai adanya Alloh. Keberadaan Alloh memang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang akan tetapi dapat dilihat ciptaannya
di dunia ini, bahkan keberadaan diri kita termasuk bukti kekuasaan Alloh.
Sudah
sepatutnya kita untuk mengimaniNya. iman itu sendiri memiliki makna mempercayai
keberadaanNya, percaya di dalam hati, diucap lewat lisan dan dibuktikan dengan
perbuatan.
Imani Alloh
termasuk rukun iman yang pertama selain lima rukun iman lainnya.
Iman kepada
Alloh berarti kita mempercayai bahwa Alloh itu ada dan Alloh maha pencipta,
ciptaan Alloh meliputi apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi serta
yang ada diantara keduanya. Itulah salah satu sifat Alloh dan ia masih memiliki
sifat-sifat yang lain. Berikut ini adalah sifat-sifat Alloh :
1.
وُجُدًWujud, artinya Alloh itu ada, lawan dari sifat wujud adalah عَدَمٌ‘adam
yaitu tiada.
2.
قِدَامٌQidam,
artinya Alloh itu pendahulu, maksudnya Alloh itu tiada awal dan tiada akhir,
Dia selalu ada selamanya. Lawannya adalah حُدُثْ huduts yang mempunyai arti baru.
3.
بَقَاءَBaqo’, artinya kekal maksudnya keberadaan Alloh tidak akan pernah
hancur atau musnah. Lawannya adalah فَنَاءَfana,
yaitu rusak atau hancur.
4.
مُخَا
لَفَةُ لِلْحَوَادِثِMukholafatulilkhawaditsi,
Alloh beda dengan makhluk ciptaannya dan Alloh tidak mungkin memiliki sifat مُمَاثُلَةُلِلْحَوَادِثِmumatsalatu
lilkhawaditsi atau sama dengan makhluk ciptaannya.
5.
قِيَمُهُQiyamuhu
binafsihi, yaitu Alloh berdiri sendiri, keberadaanNya tidak membutuhkan
perantara. Lawannya adalah أِحْتِيَا جٌغَيْرِهِikhtiyaajun
illa ghoirihi, yang memiliki arti butuh bantuan yang lain.
6.
وَجْدَنِيَةًWahdaniyah,
artinya Alloh memiliki sifat esa, Lawannya adalah تَعَدُدْ ta’adud yang artinya memiliki
jumlah yang sangat banyak.
7.
قُدْرَةَQudrota,
artinya Alloh maha kuasa, kekuasaanNya tidak dibatasi oleh apa pun, kehendakNya
tidak ada yang bisa menolak atau menghalanginya, Alloh berkuasa memerintah
bukan untuk diperintah. Lawannya adalah أَجْرٌ aj’run
atau lemah.
8.
أِرَادَاةًIrodat,
yaitu berkehendak dan kehendaknya itu mutlak, tidak tidak ada unsure paksaan. Lawannya
adalah كَرَاحَةٌkarohatun atau terpaksa.
9.
عِلْمٌIlmun, yaitu Alloh maha mengetahui dan pengetahuan Alloh tanpa
batas. Lawannya adalah جَهْلٌjahlun,
yaitu berpengetahuan yang terbatas.
10. حَيَاةِHayat atau hidup, maksudnya Alloh maha hidup dan kehidupan Alloh
kekal abadi sehingga Alloh tidak akan mati. Lawannya adalah مَوْتٌmautun, yang artinya bisa mati
dan sifat ini dimiliki oleh semua makhluk Alloh yang bernyawa.
11. سَمَاعٌSama’, artinya Alloh maha mendengar semua suara baik yang keras
maupun yang pelan dan tersembunyi. Lawannya adalah صُمٌshumun atau tuli.
12. بَصَرٌBashor, artinya Alloh maha melihat, melihat segala sesuatu yang
terang-terangan maupun yang tersembunyi. Lawannya adalah عُمْيٌ‘umyun yaitu buta.
13. كًلًمٌKalam, yaitu Alloh mampu berbicara atau berfirman dan setiap
firmanNya pasti benar adanya. Lawannya adalah بُكْمٌbukmun atau bisu, jika seandainya
ia mampu berbicara maka apa yang ia katakana belum tentu benar.
2.
ASMA’UL
KHUSNA.
Selain sifat-sifat Alloh yang dibahas pada bab sebelumnya, Alloh
masih mempunyai sifat-sifat yang lain yang sebagian terkandung di dalam asma’ul
khusna.
Asma’ul khusna terdiri dari 99 nama Alloh, namun yang akan dibahas
dalam bab ini 10 yaitu:
1.
أزِزٌ Aziz.
Aziz artinya maha perkasa, tak ada satu kekuatan pun yang mampu
menandingi kekuatan Alloh. Laa Haula Walaa Quwata Ilabillah.
Kiranya hanya Alloh yang memiliki kekuatan dan semua makhluk akan
lemah tanpa ada kekuatan darinya.
Keperkasaannya mampu menegakkan langit dan bumi dan planet-planet
lainnya.
2.
وَحَبٌّ Wahab.
Wahab artinya maha pemberi, bahwasannya setiap makhluk butuh
pertolonganNya dan Alloh maha pemberi pertolongan pada setiap hamba yang
memohon.
3.
فَتَحٌ Fatah.
Fatah artinya Alloh maha pembuka, maksudnya Alloh akan
menyelesaikan atau membukan semua permasalahan yang dihadapi selama ia mau
berusaha menyelesaikannya dengan baik / bijak dan diiringi dengan do’a.
4.
قَيُّمٌ Qoyum.
Qoyyum artinya maha berdiri sendiri, maksudnya keberadaan Alloh
adalah mutlak ada dengan sendirinya, tidak ada yang mengawali dan tidak ada
yang mengakhirinya. Alloh tidak mengantuk dan tidak pula tidur sehingga Alloh
akan selalu ada dengan tidak mengenal lelah atau letih selamanya.
5.
هَدِيٌّ Hadi.
Hadi artinya maha pemberi petunjuk, petunjuk Alloh akan dirasakan
hambaNya apabila hamba tersebut berkenan mematuhi hukum-hukumNya, hukum
tersebut tentu meliputi perintah dan larangan sebagaimana yang banyak ditemukan
di dalam firmanNya serta melalui hadist-hadist rosululloh.
6.
هَكَمٌ Hakim.
Hakim artinya yang maha menetapkan hukum dan hukum itu mutlak untuk
semua makhluk. Contohnya semua makhluk hidup pasti akan mati, maka tak ada satu
pun yang bisa lari dari kematian.
7.
عَدْلِلٌ Adil.
Alloh maha adil, keadilan Alloh mutlak untuk semua makhlukNya
meskipun terkadang makhluk tersebut merasa tidak mendapat keadilan, hal ini
terjadi karena ia belum memiliki kesadaran yang sebenarnya.
8.
خَابِيْرٌ Khobir.
Khobir dan akbar artinya Alloh maha besar. kebesaran Alloh meliputi
seluruh ciptaanNya.
9.
تَوَّابٌ Tawwab.
tawwab artinya Alloh maha menerima taubat, taubat yang dilakukan
oleh hambaNya selama ia bertaubat dengan kesungguhan, tidak mengulangi
kesalahan tersebut.
10. حَامِيْدٌ
hamid.
hamid artinya maha terpuji, maksudnya hanya Alloh saja yang layak
untuk dipuji, disanjung atas segala kuasaNya.
3.
SIFAT-SIFAT
TERPUJI.
1.
tawadlu
/ rendah hati.
sudah menjadi suatu keharusan bagi umat muslim untuk memiliki sifat
rendah hati, dengan memiliki sifat ini maka ia tidak akan sombong dan berbangga
diri manakala ia mendapatkan sesuatu yang bersifat lebih disbanding sebelumnya
maupun dibandingkan yang lain.
bila ia mendapatkan keuntungan maka yang ia lakukan bukanlah
kesombongan atau kekufuran, melainkan ia akan selalu bersyukur dan bersyukur
2.
taat.
taat adalah melaksakan apa yang ditentukan oleh syariah dan
menjauhi larangannya.
seseorang tidak akan menolak ketika diajak dalam hal kebaikan dan
akan selalu menolak ketika diajak dalam hal tercela.
yang menjadi sumber hukum ketaatan bagi umat muslim adalah
al-qur’an dan al-hadist dan setelah itu merujuk pada sumber hukum yang lain.
3.
qona’ah
/ rela,
qona’ah bukan berarti pasrah pada keadaan atau putus asa dalam
menghadapi suatu keadaan. orang yang memiliki sifat qona’ah tetap mendapat
tuntutan untuk berusaha agar dirinya mampu mendapatkan yang terbaik manakala
dia dalam kegagalan.
maksudnya bila ia mendapatkan suatu keadaan yang kurang
menguntungkan, ia tidak terlalu mengeluh, pasrah pada keadaan atau menyesali
semua yang telah terjadi, akan tetapi ia berusaha untuk bangkit dari
keterpurukan dan berusaha mengejar kehidupan yang lain sehingga nasibnya
berubah ke arah yang lebih baik.
4.
THOHAROH.
Pengertian thoharoh adalah bersuci atau mensucikan diri dari hadas
besar, hadas kecil dan najis. Mensucikan diri ini hukumnya wajib bagi umat
muslim terutama telah memasuki waktu sholat. Firman alloh :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#qç/tø)s? no4qn=¢Á9$# óOçFRr&ur 3t»s3ß 4Ó®Lym (#qßJn=÷ès? $tB tbqä9qà)s? wur $·7ãYã_ wÎ) ÌÎ/$tã @@Î6y 4Ó®Lym (#qè=Å¡tFøós? 4 bÎ)ur LäêYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!$y_ Ótnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãLäêó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB (#qßJ£JutFsù #YÏè|¹ $Y7ÍhsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNä3Ïdqã_âqÎ/ öNä3Ï÷r&ur 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. #qàÿtã #·qàÿxî ÇÍÌÈ
.hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya allah maha pema'af lagi maha pengampun. Qs.
An-nisa’43
Mengenai hal-hal yang menyebabkan seseorang haruskan mensucikan
diri secara rinci akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini :
No.
|
Nama hukumnya
|
Penyebabnya
|
Cara mensucikannya
|
1.
|
Hadas besar.
|
1.
Seorang
wanita sedang haidh / datang bulan.
2.
Seseorang
yang mengeluarkan mani / sperma, baik pria maupun wanita.
3.
Seseorang
yang habis melakukan hubungan badan / sex.
4.
Wanita habis
melahirkan.
5.
Wanita habis
nifas.
|
Mandi wajib dan berwudlu.
|
2.
|
Hadas kecil,
|
1.
Kentut.
2.
Kencing.
3.
Buang air
besar.
|
Berwudlu.
|
3.
|
Najis.
Macam-macam
najis:
a.
Najis
mugholadhoh.
b.
Najis
mukhofafah.
c.
Najis
mutawasithoh.
|
Terkena kotoran :
a.
Bekas anjing
dan babi.
b.
Air kencing
bayi pria yang belum makan / minum selain asi.
c.
Selain dari
hal di atas.
|
a.
Di basuk 7x
dan salah satunya dicampur pakai tanah yang diyakini kesuciannya.
b.
Memercikkan
air di bekas kencing tersebut meski airnya tidak mengalir.
c.
Menyiram air
ke bekas benda najis tersebut hingga hilang zar bau, rasa dan warnanya
|
A.
Tata
cara mandi besar.
Tata cara mandi besar atau mandi wajib yang juga biasa disebut
mandi junub ialah mengalirkan air ke seluruh tubuh, dari ujung rambut hingga
ujung kaki yang sebelumnya membaca
basmalah dan diiringi niat.
Selalu mendahulukan bagian tubuh yang kanan.
Sunah-sunah dalam mandi wajib :
1.)
Berwudlu
sebelum mandi.
2.)
Membaca
basmalah.
3.)
Mendahulukan
anggota tubuh yang kanan.
4.)
Menggosok-gosok
setiap sela dengan tangan, entah di sela tangan atau sela rambut.
5.)
Urut
dari atas ke bawah.
6.)
Memakai
harum-haruman.
B.
Tata
cara wudlu.
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sÎ) óOçFôJè% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tÏ÷r&ur n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3ÅrâäãÎ/ öNà6n=ã_ör&ur n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4 bÎ)ur öNçGZä. $Y6ãZã_ (#rã£g©Û$$sù 4 bÎ)ur NçGYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!%y` Ótnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãMçGó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB (#qßJ£JutFsù #YÏè|¹ $Y6ÍhsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3Ï÷r&ur çm÷YÏiB 4 $tB ßÌã ª!$# @yèôfuÏ9 Nà6øn=tæ ô`ÏiB 8ltym `Å3»s9ur ßÌã öNä.tÎdgsÜãÏ9 §NÏGãÏ9ur ¼çmtGyJ÷èÏR öNä3øn=tæ öNà6¯=yès9 crãä3ô±n@ ÇÏÈ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Qs. Al-maidah :6
Ayat di atas
telah menjelaskan tata cara wudlu dan tayamum yang baik dan benar, meskipun
demikian gerakan wudlu dipilah menjadi beberapa hal :
Wajib
|
Sunnah
|
1.
Berniat :
niat tidak harus diucapkan.
2.
Membasuh muka
: seluruh kulit pada bagian wajah, yaitu tempat tumbuh rambut hingga tulang
dagu dan mulai dari telinga kanan hingga telinga kiri.
3.
Tangan hingga
siku : harus basah tanpa ada yang terlewati.
4.
Menyapu
kepala : tempat tumbuh rambut meskipun ia tidak memiliki rambut atau botak,
jika rambutnya lebat maka boleh hanya bagian rambutnya saja sebagai
perwakilan.
5.
Membasuk kaki
: dari telapak kaki hingga mata kaki.
6.
Wudlu
dilakukan dengan tertib atau urut : tidak boleh mendahulukan bagian tertentu
sesuai urutan di atas.
|
1.
Didahului
dengan membaca ta’awud dan basmalah sebelum memulai wudlu.
2.
Membasuh
telapak tangan hingga pergelangan tangan.
3.
Berkumur-kumur.
4.
Menghirup air
dengan hidung atau memasukkan air dengan hidung.
5.
Menyapu
kepala.
6.
Menyapu
telinga luar dalam.
7.
Menyilangi
sela-sela tangan dan kaki dengan air wudlu.
8.
Mendahulukan angota
badan bagian kanan.
9.
Setiap
membasuh anggota badan setiap wudlu 3x.
10.
Dilakukan
dengan urut.
11.
Tidak
menggunakan bantuan orang lain dalam berwudlu selama masih mampu.
12.
Saat wudlu
wajib basah pada anggota tubuh yang diwudlui (tidak boleh sekedar diseka
terkecuali ada udzur).
13.
Menggosok
anggota tubuh agar bersih.
14.
Menghindari
percikan air wudlu kembali ke badan.
15.
Jangan
berbincang-bincang dan dengan posisi tenang.
16.
Menggosok
gigi sebelum sholat.
|
Selain hal di
atas, wajib diketahui syarat-syarat wudlu sbb:
1.
Islam.
2.
Mumayis
: bisa membedakan baik buruknya.
3.
Tidak
berhadas.
4.
Dengan
air suci dan mensucikan.
5.
Tidak
ada penghalang bagi air wudlu untuk masuk pori-pori, seperti tattoo, cat dll.
Yang
membatalkan wudlu :
1.
Keluar
sesuatu dari qubul dan dubur.
2.
Hilang
akal seperti tertidur pulas, ayan, gila dll.
3.
Bersentuhan
dengan lawan jenis yang bukan muhrim atau dalam ikatan pernikahan.
4.
Menyentuh
qubul dan dubur baik punya sendiri maupun orang lain.
C.
Tata
cara tayamum.
Tayamum adalah
pengganti wudlu bagi seseorang yang berudzur seperti :
1.
Sakit
yang membahayakan bila terkena air,
2.
Dalam
perjalanan yang tidak memungkinkan menggunakan air di saat memasuki waktu
sholat.
3.
Tidak
mendapatkan air saat mencari air dalam jarak yang jauh sementara waktu sholat
telah tiba.
4.
Dingin
yang berkepanjangan dan membahayakan dirinya apabila ia berwudlu.
Syarat tayamum
:
1.
Ada
udzur sebagaimana diterangkan di atas.
2.
Menggunakan
tanah yang suci.
3.
Menghilangkan
najisnya terlebih dahulu.
Yang perlu
diperhatikan bagi orang yang bertayamum:
1.
Ketika
bertayamum karena kesulitan mendapatkan air dan sudah bersholat kemudian ia
menemukan air maka tidak wajib baginya untuk mengulangi sholatnya.
2.
Bagi
orang yang junub yang sudah bertayamum kemudian menemukan air maka wajib
baginya untuk mandi jinabat dan berwudlu untuk sholat berikutnya.
3.
Tayamum
hanya untuk 1x sholat fardlu akan tetapi boleh umtuk beberapa kali sholat
sunnah.
Ketentuan-ketentuan
lain dalam tayamum:
Wajib dalam tayamum:
|
Sunnah dalam
tayamum :
|
1.
Niat.
2.
Mengusap muka
dengan tanah.
3.
Mengusap
tangan sampai siku-siku.
4.
Melakukan hal
di atas dengan tertib.
|
1.
Membaca
basmalah.
2.
Menghembuskan
tanah yang akan dibuat tayamum.
3.
Menghembuskan
tanah yang menempel pada tapak tangan.
4.
Membaca do’a
dan kalimat syahadat.
|
Yang
membatalkan tayamum ada 2 yaitu apa yang membatalkan wudlu maka ia termasuk
membatalkan tayamum juga dan bagi yang kesulitan mendapatkan air kemudian usai
tayamum ia menemukan air maka tayamumnya batal serta wajib baginya untuk
berwudlu.
5.
SHOLAT
WAJIB.
Sholat merupakan rukun islam yang ke dua yang wajib dipenuhi setiap
umat muslim terkecuali ada udzur yang dibenarkan oleh syar’i dan itupun yang
mendapatkan udzur hanya wanita yang sedang haidh, habis melahirkan dan nifas.
Bagi mereka yang hilang akal dan hilang ingatan tetap wajib
mengqodho’nya apabila ia sudah mulai sadar.
Sebagai umat muslim wajib melakukan sholat lima waktu dengan
beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Diantaranya :
A.
Yang
harus dipenuhi dalam sholat.
1.
Suci
: saat sholat seseorang harus dalam keadaan suci (bebas dari hadas besar dan
hadas kecil) selain itu ia juga harus memilih pakaian dan tempat yang bersih
dan suci.
2.
Menghadap
kiblat : dengan penuh keyakinan ia berada di hadapan alloh secara langsung.
3.
Menutup
aurot : aurot pria mulai dari pusar hingga lutut sedang untuk wanita adalah
seluruh tubuh terkecuali telapak tangan dan muka / wajah.
4.
Telah
memasukki waktu sholat : bila waktunya sholat dhuhur maka ia sholat dhuhur dan
ia tidak sholat ashar, terkecuali ada udzur maka ia boleh menjama’nya antara
sholat dhuhur dengan sholat ashar (menjama’nya).
B.
Rukun
sholat.
1.
Niat.
Niat tidaklah harus diucap melainkan cukup di dalam hati.
2.
Berdiri
dalam sholat bagi yang mampu, bagi yang tidak mampu boleh dengan duduk atau
berbaring.
3.
Takbirotul
ihrom yaitu dengan membaca takbir sambil mengangkat kedua tangan setinggi
telinga atau pundak pada saat akan memulai sholat.
4.
Membaca
surat al-fatihah di setiap roka’at.
5.
Rukuk
dengan membungkukkan badan, punggung sejajar, pandangan lurus ke tempat sujud
dan tangan di atas lutut.
6.
I’tidal,
yaitu kembali bangkit dari rukuk.
7.
Sujud.
8.
Duduk
diantara dua sujud.
9.
Bangun
dari sujud untuk melanjutkan ke roka’at berikutnya.
10.
Tuma’ninah
dalam rukuk sujud dan duduk diantara dua sujud.
11.
Tasyahud
akhir.
12.
Duduk
tasyahud akhir.
13.
Membaca
sholawat dalam tasyahud akhir.
14.
Melakukan
hal di atas dengan tertib atau urut.
15.
Salam.
C.
Sunnah
sholat.
1.
Mengangkat
tangan di setiap bangkit dari sujud (pada roka’at ganjil), akan rukuk dan akan
sujud.
2.
Membaca
do’a istifah atau iftitah.
3.
Membaca
ta’awud sebelum membaca surat al-fatihah.
4.
Membaca
ta’amin saat usai membaca surat al-fatihah.
5.
Membaca
ayat-ayat dalam al-qur’an.
6.
Meletakkan
tangan saat rukuk.
7.
Pandangan
kea rah tempat sujud.
D.
Wajib
di dalam sholat.sujud sahwi.
1.
Membaca
takbir selain takbirotul ihrom atau disetiap gerakan, kecuali bangkit dari
rukuk.
2.
Membaca
takbir disetiap perpindahan rukun sholat.
3.
Membaca
……………… dalam rukuk.
4.
Membaca
………………. Saat bangkit dari rukuk (khusus bagi imam dan bagi seseorang yang sholat
sendirian).
5.
Membaca
do’a saat i’tidal.
6.
Membaca
………………. Saat sujud.
7.
Membaca
……………. Saat duduk diantara dua sujud.
8.
Duduk
tasyahud awal pada sholat yang lebih dari dua roka’at.
9.
Membaca
dp’a tasyahud awal.
Apabila salah satu syarat wajib tersebut terlewati secara tidak
sengaja maka wajib baginya sujud syahwi, apabila disengaja maka ia tidak sah
sholatnya.
E.
Yang
membatalkan sholat.
1.
Segala
hal yang membatalkan wudlu sudah tentu membatalkan sholat.
2.
Berbicara.
3.
Tertawa.
4.
Makan
atau minum.
5.
Melakukan
gerakan di luar gerakan sholat terkecuali ada udzur yang dibenarkan oleh
syar’i.
6.
Aurotnya
tersingkap.
7.
Menambah
atau mengurangi gerakan sholat dengan sengaja.
8.
Mendahului
imam dengan sengaja saat sholat berjama’ah.
F.
Makruh
dalam sholat.
1.
Memejamkan
mata.
2.
Mengalihkan
pandangan tanpa ada keperluan yang jelas.
3.
Meletakkan
lengan di lantai saat sujud.
G.
Macam-macam
sholat wajib dan waktunya.
Sholat wajib merupakan perwujudan rukun islam ke dua setelah
syahadat, semua pasti mengetahui apa saja yang termasuk sholat wajib yang
terdiri atas :
1.
Shubuh:
waktunya setelah terbit fajar sebelum terbit matahari.
2.
Dhuhur
: setelah matahari sedikir tergelincir dari tengah atau sedikit condong
kebarat.
3.
Ashar
: setelah matahari benar-benar condong hingga sebelum terbenam.
4.
Maghrib
: ketika matahar mulai terbenam.
5.
Isya’
; pada saat baying-bayang cahaya matahari benar-benar hilang.
H.
Tata
cara sholat.
1.
Takbirotul
ihkrom.
Takbirotul ihrom yaitu dengan membaca takbir ( أَللّهُ أَكْبَرُ ) sambil mengangkat
kedua tangan setinggi telinga atau pundak pada saat akan memulai sholat.
2.
Do’a
istifah atau iftitah : tangan bersedekap, yaitu tangan kanan di atas tangan
kiri, jari tengah dan jari jempol tangan kanan menjepit pergelangan tangan kiri
lalu ditaruh di dada atau di atas pusar seraya membaca :
اَ الَلّهُمَّ بَا عِدْ
بَيْنِيْ ؤَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتِ بَيْنِ
الْمَشءرشقِؤَلْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّ
اَلثذَؤْبُ الاَْبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ. اللَهُمَ اَغْسِلْ خَطَايَابِالْمَاءِ
ؤَالقَلْجِ ؤَالْبَرَدِ.'
3.
Membaca
ta’awud.
اَعُؤذُبِألَّلهِ مِنَ ا لشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ
4.
Membaca
basmalah.
ÉÇ
ÉOÏm§9$#
`»uH÷q§9$#«!$#
Oó¡Î0
5.
Membaca
surat al-fatihah.
6.
Membaca
ta’amin.
أَمِيْنَ
7.
Membaca
ayat-ayat al-qur’an:
surat atau ayat di sini bebas sesuai pilihan
dan kemampuan masing-masing.
8.
Takbir
menjelang rukuk : bacaannya seperti takbir biasa dan juga melakukan gerakkan
mengangkat tangan setinggi pundak atau telinga.
9.
Ruku’
: badan membungkuk, antara punggung dan kepala sejajar dan pandangan lurus ke
tempat sujud dengan tumakninah sambil membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ
10. Bangun dari ruku’ : dengan posisi tegak berdiri selayaknya waktu takbir
lalu membaca:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَ هُ .
11. Do’a ‘iktidal : posisi tubuh tetap berdiri tegak namun tidak
sedekap lalu membaca do’a:
رَبّنَاؤَلَكَ
الْحَمْدُ مِلْ ءَالسَّمَاؤَاتِ ؤًَلاَْرضِ ؤَمَا بَيْنَهُمَا، ؤَمِلْءَمَا شِءْتَ
مِنْ شَيْءٍبَعْدُاَهْلَ الثْنَاءِ ؤَالْمَجْدِ،
Dan dilanjutkan takbir untuk sujud.
12. Sujud : sujud adalah gerakan berlutut mencium lantai dan terdapat
tujuh tulang yang harus menempel pada lantai yaitu kaki (jempol memanjat),
tulang lutut (dengkul bhs jawa), tapak tangan dan batang hidung.
Di dalam sujud posisi siku-siku diangkat dan telapak tangan sejajar
telinga atau di atas pundak.
Sambil sujud seraya membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الاَْعْلَيْ
13. Duduk diantara dua sujud : setelah sujud maka membaca takbir untuk
duduk lalu membaca :
اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ؤَارَّحْمَنِيْ ؤَاجْبُرْنِيْ ؤَاحْدِِنِيْ
ؤًارْزُقْنِيْ
Kemudian dilanjutkan sujud yang kedua yang didahului dengan membaca
takbir dan membaca sebagaimana sujud di atas.
Setelah sujud kedua maka untuk roka’at pertama berakhir dan
dilanjutkan dengan mengulang gerakan sholat sebelumnya untuk memasuki roka’at
kedua.
Pada roka’at kedua bila telah sampai dengan sujud kedua maka
gerakan selanjutnya adalah duduk tahiyyat.
14. Duduk tahiyat : duduk tahiyat dapat dibedakan atas dua macam dengan
syarat berbeda, apabila sholatnya hanya terdiri dari dua roka’at saja maka
posisi duduknya telapak kaki kiri dihamparkan disela-sela kaki kanan, kaki
kanan dalam posisi jinjit dan telapak kaki kanan berdiri. Pantat duduk di
belakang telapak kaki kiri atau bekas geseran kaki kiri.
Bila sholatnya terdiri lebih dari dua roka’at maka duduk pada
tahiyyatnya adalah pantat duduk di atas telapak kaki kiri, terkecuali sholat
witir yang dikerjakan tiga roka’at atau lebih maka tidak duduk tahiyyat pada
roka’at kedua.
Di dalam tahiyyat posisi badan tegak dan pandangan lurus ke tempat
sujud sambil membaca :
أَلتَّحِيَاتُ للِّهِ ؤَالصّلَؤَاتُ ؤَالطَّيِّبَاتُ،السَّلاَمُ
عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ ؤَرَحْمَةُ اللَّهِ ؤَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ
عَلَيْنَا ؤَعَلَي عِبَادِاللَّهِ الصَالِحِيْنَاَشْهَدُاَن
لاَأِلََهَأِلاَّاَللَّهُ ؤَاَلشَذهَدَاَنَّ مَحَمَّدًاعَبْدُهُؤَرَسُؤْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ ؤًسَلَّمْ عَلَي مُحَمََّدٍ ؤَعَلَي أَلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَذيْتَ عَلَي اَلِِ أِبْراَحِيْمَ، ؤَبَارِكْ عَلَي مُحَمَّدٍ
ؤَعَلَي أَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَابَارَكْتَ عَلَي أَلِ أِبْرَاحِيْمَ، فِي
الْعَالَمِيْنََ أِنَّكِ حَمِيْدٌ.
Setelah membaca do’a tahiyyat maka untuk sholat yang terdiri lebih
dari dua roka’at maka melanjutkan sholat
pada roka’at berikutnya dengan gerakan mengulang gerakan di atas, sedang sholat
yang hanya dua roka’at maka diakhiri dengan membaca salam.
15. Salam : salam merupakan akhir dari gerakan sholat dengan membaca :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ؤَرَحْمَةُّاللَّهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
ؤَرَحْمَةُّاللَّهِ" حَتَّي يُرَي بَيَا ضُخَدذِهِ.
Setelah membaca salam yang pertama maka ia menoleh ke kanan dan
pada salam ke dua maka ia menoleh ke kiri.
6.
SHOLAT
BERJAMA’AH.
Di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan tuntunan rosululloh saw,
pelaksanaan sholat dapat dipilah menjadi dua, yaitu sholat secara berjama’ah /
bersama-sama dan sholat secara perorangan atau individu yang sering disebut
sholat munfarid. Entah itu sholat yang fardlu maupun sholat sunnah dari keterangan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a.
Sholat
berjama’ah : sholat yang dikerjakan bersama-sam yang terdiri dari 2 orang atau
lebih.
b.
Sholat
munfarid : sholat yang dilaksanakan secara kesendirian atau tidak ada teman.
c.
Jama’ah
masybuk : sholat yang dikerjakan secara berjama’ah namun salah satu makmum ada
yang terlambat di dalam mengikuti kegiatan sholat berjama’ah tersebut.
Di dalam sholat
berjama’ah terdapat imam dan makmum, imam adalah yang memimpin sholat sedangkan
makmun adalah yang mengikuti imam, posisi makmum berada di belakang imam.
Adapun
penentuan shof di dalam sholat berjama’ah yang terdiri dari berbagai jama’ah
maka dapat disusun sebagai berikut:
1.
Imam
atau orang yang memimpin sholat.
2.
Makmum
pria dewasa.
3.
Makmum
pria anak-anak.
4.
Makmum
wanita anak-anak dan
5.
Makmum
wanita dewasa.
Hukum sholat
berjama’ah adalah wajib bagi pria dewasa dan dilaksanakan di masjid atau tempat
ibadah lainnya seperti mushola, surau dll. Dalil sholat berjama’ah
“Dari abu darda r.a.
Berkata saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: “tiada terdapat tiga
orang berkumpul di perkampungan,hutan, atau kota kemudian tidak dilakukan shalat berjema’ahmelainkan
mereka telah dijajah oleh setan. Karena itu kerjakanlaholehmu shalat
berjema’ah. Sesungguhnya serigala itu hanya dapat menerkam kambing yang
jauh (menyendiri) dan kawan-kawannya”.(h.r. Abu dawud).
7. KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW SEBELUM HIJROH.
A.
Dakwah Nabi Muhammad untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia
Setelah
Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat
menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat
yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi
Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada
akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum
kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa
Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah
kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk
membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat
Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung
dan berhala. Mereka (masyarakat makkah) tidak hanya mengalami kerusakan dalam
hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.
Nabi
Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak
masyarakat yang sudah rusak tersebut. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa
Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang
mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan kebanyakan orang saat itu.
Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan berwibawa. Ketika ia berjalan
badannya agak condong kedepan, melangkah sigap dan pasti. Raut mukanya
menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih. Pandangan matanya
menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya. Ia juga
dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan.
Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah, majikannya menaruh
simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad diberi keleluasaan
mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir
dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah
menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki anak-anak yang
shalih.
Seluruh
penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat. Muhammad bergaul
dengan baik terhadap masyarakat sekitar. Bila ada yang mengajaknya bicara ia
mendengarkan dan memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya
yang demikian sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi
sombong dan congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak
dihormati. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia
sesekali membuat humor dan bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga
sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan
sulit dipercaya. Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Ia Bijaksana,
murah hati dan mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan
kuat, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini
berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada
orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba,
sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul
dengannya akan timbul rasa cinta kepadanya.
Muhammad
menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Sesudah pembangunan ka’bah
tiba saatnya peletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut
timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya
mendapat kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian
memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara.
Keluarga Abdud Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang
manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka
mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah.
Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka.
Karena itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah
bin al-Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia
dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada
mereka:
"Serahkanlah
putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa
ini."
Tatkala
mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka
berseru: "Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat menerima
keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad.
Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api
permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain,"
katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu
diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya
setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa
kain tersebut ke tempat batu untuk diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu
itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu
berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah
sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah
sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di
dalam Ka’bah itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di
sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas
lalu meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan
barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap
menjadi sasaran pencurian.
Kejadian
ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu
dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di
tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata
penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang
yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun
beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh
sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat
menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke
sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah,
menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari
Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku
sehari-hari masyarakat Arab saat itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari
hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala
yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia
sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran. . Ketika itulah ia percaya bahwa
masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap
keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta
kepercayaan-kepercayaan semacamnya.
Berhala-berhala
yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak
dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya
dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan
berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah
menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi
Makkah. Kebenaran itu datang dari Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan
selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha Rahman
dan Maha Rahim.
Kebenaran
itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa
mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula." (Qur’an,
99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka
yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal
dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah
datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya:
"Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat
membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan
lagi seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan
dicekik lagi Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca."
Seterusnya
malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah.
Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum
diketahuinya …" Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah
kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.
Setelah
menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul),
sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada
umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya
tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan
kepada umat manusia untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :
Artinya
: “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).
Artinya
: “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu
semuanya.
Kepada-Nyalah
naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS
Fathir : 10)
Nabi
Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta,
keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam
masyarakat.
Namun kemuliaan
manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya,
baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia
bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi
orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali
menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin
apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW
untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah
buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara
memberi teladan.
B. Nabi
Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta.
Bagi
orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah
yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa,
maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan
dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan
derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah
tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan
cara-cara yang damai dan beradab.
Nabi
Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi yang miskin
dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus
mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu
laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti
kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Semua itu diawali dengan
ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi
Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah
saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah
nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga
berbeda dengan binatang.
Artinya
: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}
C.
Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah
Pada
mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat
dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang
sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan
hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang
menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang
lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah,
Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang
yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya
raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati.
Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah
nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di
kalangan orang-orang Quraisy.
Di
antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair
bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta
suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka
termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk
Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat
reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab
(Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi
Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum
masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh
para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan,
ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada
orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun,
Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin
terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.
Menghadapi
sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah
merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut
dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan
Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian
bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam
berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin
didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah
dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi
Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi
oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas
dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah
yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :
1. Nabi
Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka
beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan,
dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.
Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang
halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3.
Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini
tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara
seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam
nyata-nyata diterapkan kesetaraan.
4.
Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka
maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat
Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan
kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan
memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti
atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam
berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.
8.
DAFTAR
PUSTAKA.
Azri, 2011, Sholat Sesuai Tuntunan Nabi Saw.
Yogyakarta : Nuha Litera.
Qorni, 2007, Sifat Sholat Nabi, Solo:Wacana Ilmiah
Press.
Rasjid, 2008, Fiqh Islam Cet
Empat Puluh Satu, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Shiddiq, 2008, Tata Cara
Sholat Rosululloh Saw, Sukoharjo : Assalaam Press.
Supardjo Dan Ngadiyanto, 2011, Mutiara Pendidikan Agama Islam
1, Solo : PT Wangsa Jatra Lestari.
Zarkasyi, 1995, Pelajaran Tajwid Cetakan Xxvi,
Ponorogo : Trimurti Gontor Press.
salam kenal, mohon maaf, tulisan arab untuk asmaul husna banyak yang salah, mohon di cek ulang......
BalasHapusJepara Online Shop
BalasHapusPusat Belanja
Pusat Oleh-Oleh